Jakarta, Buletinnusantara – Politikus Partai NasDem Taufiqulhadi tak habis pikir soal dukungan Koalisi Merah Putih (KMP) yang diberikan untuk Ketua DPR Setya Novanto, terkait kasus pencatutan nama presiden dan wakil presiden.

“Saya sedih sekali kepada partai-partai seperti ini. Pimpinan partai ini menyedihkan sekali karena mereka ini membela bukan didasari atas benar atau salah, tapi membela secara membabi buta karena itu dianggap temannya. Itu tidak objektif,” kata Taufiqulhadi di Komplek Parlemen, Senayan, Jalan Jenderal gatot Subroto, Jakarta Pusat, Senin (23/11/2015).

Dia juga heran dengan pernyataan-pernyataan yang dilontarkan sejumlah politikus KMP yang mengklaim kasus Setya Novanto sarat muatan politis. Padahal, sudah jelas-jelas Setya Novanto yang berulah dengan meminta saham PT Freeport Indonesia.

“Ini jelas-jelas sebuah pelanggaran kode etik. Yang dibilang dipolitisir itu adalah sebuah upaya agar kasus ini tidak diproses,” kata dia.

Anggota Komisi III DPR ini pun menyerahkan sepenuhnya ke masyarakat untuk menilai sikap KMP tersebut. Sebab, lewat dukungan tersebut, KMP telah mendukung sosok yang kontroversial yang kerap memanfaatkan jabatannya untuk mengeruk keuntungan pribadi.

“Saya serahkan ke masyarakat untuk melihatnya. Karena menurut saya ini sudah sangat parah. Pertama, karena menjual nama bangsa, saat mendukung Donald Trump. Kedua, dia manggil Jaksa Agung soal Victoria, itu tindakan intervensi yang tidak diperbolehkan sama sekali. Ketiga, dia terlibat dalam makelar alutsista dengan Jepang. Itu sangat tidak pantas sekali. Terakhir, dia minta saham. Jelas, sangat bertentangan dengan UUMD3 dan bertabrakan dengan kode etik karena DPR harus mementingkan kepentingan rakyat,” pungkas dia.

Sebelumnya, dalam pertemuan pemimpin KMP di kediaman Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Hambalang, Jawa Barat. Pimpinan partai yang tergabung dalam KMP menyatakan sikap mendukung Setya Novanto terkait kasus laporan pencatutan nama presiden dan wakil presiden.

Pertemuan tersebut dihadiri Ketua umum Golkar, Aburizal Bakrie. Presiden PKS Sohibul Imam, Ketua Umum PPP Djan Faridz dan poltikus senior PAN Amien Rais.

Dalam pertemuan itu, para pemimpin Parpol juga meminta penjelasan, kepada Setya Novanto mengenai soal pencatutan nama presiden dan wakil presiden.