Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Rembang, Kiai Haji Ahmad Mustofa Bisri atau akrab disapa Gus Mus turut angkat bicara terkait adanya seorang pembina mengajarkan tepuk Pramuka ‘Islam Yes, Kafir No’ di SD Negeri Timuran, Kota Yogyakarta. Gus Mus mengaku sakit hati dengan adanya peristiwa tersebut.
“Ada keresahan luar biasa karena sekarang ini, misalnya saya baca (berita), sakit sekali, kok ada ada Pramuka yelnya ‘Islam Yes, Kafir No’. Itu wong mendem (mabuk) sampai begitu. Ini nyekokinnya gimana,” kata Gus Mus saat menjadi narasumber Dialog Kebangsaan Merawat Persatuan Menghargai Keberagaman di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Selasa (14/1).
Gus Mus menjelaskan apa yang dilakukan pembina Pramuka itu telah merusak keberagaman.
“Ini merusak betul. Menyakitkan sekali karena dilakukan orang yang mengaku beragama. Orang beragama pasti tahu kalau Tuhan Maha Pengasih menciptakan agama rahmatan lil alamin. Itu kasih sayang kepada alam semesta. Kalau dengan saudara sendiri tidak bisa kasih sayang bagaimana dengan yang lain,” ujar Gus Mus.
Sebelumnya, seorang pembina Pramuka diduga mengajarkan yel-yel berbau SARA saat praktik di SD Negeri Timuran, Brontokusuman, Mergangsang, Kota Yogyakarta, DI Yogyakarta. Pembina itu mengakhiri tepuk Pramuka dengan kalimat ‘Islam Yes, Kafir No’.
Peristiwa tersebut diungkapkan salah seorang wali murid lewat status WA. Dan viral di media sosial.
Saat dikonfirmasi, wali murid berinisial K itu menjelaskan, pada Jumat (10/1) lalu dia menjemput anaknya. Saat itu anaknya belum keluar kelas sehingga dia menunggu sembari melihat pembinaan dari kwarcab (kwartir cabang).
“Awalnya semua bernyanyi normal aja, lalu tiba-tiba ada salah satu pembina putri masuk dan ngajak anak-anak tepuk Islam. Saya kaget karena di akhir tepuk kok ada yel-yel “Islam Islam yes, kafir kafir No”. Spontan saya protes dengan salah satu pembina senior, saya menyampaikan keberatan dengan adanya tepuk itu, karena menurut saya itu mencemari kebinekaan Pramuka,” kata K, Senin (13/1).