Bogor, BuletinNusantara – Kitab kuning adalah kitab pusakanya para santri di Pondok Pesantren. Banyak orang yang tidak bisa memahami isi kandungan kitab kuning, lantaran tergolong kitab yang susah dibaca dan dipelajari. Tapi tidak untuk orang yang mau belajar dan memakai metode praktis dan cepat.
Seperti metode yang diterapkan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrahim, Mekarsari, Cileungsi, Bogor, KH. Cep Herry Syarifudin. Ia menerapkan metode praktis membaca kitab kuning dengan sistim belajar selama 17 jam selama 5 hari. Melalui metode tersebut, murid di jamin bisa cepat membaca dan memahami kitab kuning dengan nahwu dan shorof terapan. “Insyallah mereka yang mau belajar memakai metode ini cepat bisa membaca kitab kuning,” ujarnya saat diwawancarai di Sabilurrahim, Mekarsari, Cileungsi, Bogor, Jum’at (16/8)
Keunggulan dari buku metode praktis membaca kitab kuning selama 17 jam adalah di sertakan contoh-contoh dari ayat al Qurandan al Hadis. Sehingga secara tidak langsung pembaca memahami ayat-ayat al Qurandengan ketentuan dan rumus dari ilmu nahwu dan shorof. Selain itu, tentu mudah dipelajari, dibaca dan dipahami.
Untuk mendapatkan buku metode praktis ini bisa didapatkan di toko-toko buku dan kitab di kota terdekat dan atau bisa mendatangi Pondok Pesantren Sabilurrahim, yang beralamat di Mekarsari, Cileungsi. Tepatnya depan wisata taman buah Mekarsari, Cileungsi, Bogor. “Ya sebaiknya kesini silaturrahmi sekalian belajar di sini, itu lebih afdhol,” ungkap Kiai Cep
Kiai Cep bercerita awal mula berfikir menulis buku metode praktis membaca kitab kuning yaitu karena mencari ridho Illahi dan tolabul ilmi melalui motivasi hadis Nabi Muhammad yang berbunyi “permudahlah oleh kamu sekalian dan janganlah kamu mempersulit”. “Alhamdulillah, maksudnya adalah permudah di sini bukan saja dalam bidang ilmu sosial melainkan juga dalam bidang ilmu hukum dan ilmu lainnya,” ujarnya
Seperti halnya dalam buku metode praktis ini adalah dengan maksud mempermudah ilmu yang dulunya sulit dan menjadi mudah. Mudah dipahami, dimenegerti dan mudah diaplikasikan dalam kehidupan. “Saya melihat bidang ilmu shorof adalah salah satu bidang ilmu yang dipandang sulit, makanya melalui metode inilah ilmu shorof menjadi mudah dipahami dan dipelajari,” ungkapnya
Dijelaskan KH. Cep Herry Syarifudin bahwasannya metode praktis membaca kitab kuning ini yang mana metamorvosenya adalah di awali dengan metode 30 jam yang pernah saya lakukan dan saya kembangkan ketika berada di pesantren Cipasung tahun 1996. “Dan alhamduliilah metode tersebut disetujui dan ditandatangani oleh KH Ilyas Ruhiyat,” ujarnya
Kemudian dalam perkembangannya, metode membaca kitab kuning yang semula 30 jam, kini Kiai Cep Herry merubah metode dengan sistim 17 jam melalui pemadatan jam belajar. Karena menurutnya, dari pelajaran yang paling penting dalam nahwu shorof itu adalah pada bab jumlah fii’liyah dan jumlah ismiyah. “Bukan tidak penting dipelajari dan dipahami, semua penting tapi yang lebih penting dan inti dalam ilmu shorof itu ada pada bab fii’liyah dan ismiyah,” ujarnya
Nah, dalam perjalananya, sistim 17 jam metode membaca kitab kuning ternyata lebih efesien, karena banyak murid yang tidak banyak waktunya untuk belajar ternyata cepat bisa. Bahkan, ada orang yang sudah berumur 50 tahun belajar dengan memakai sistem 17 jam selama 5 hari, sudah bisa membaca kitab fathul muin dan kitab lainnya. ”Padahal kitab Fathul muin adalah diantara kitab yang susah,” pungkasnya
Junaidi Mahbub